3 Golongan yang Boleh Kita Iri: Dengki yang Justru Berpahala!

Saudaraku yang saya cintai karena Allah,

Dengki atau iri hati ini sebenarnya penyakit hati yang sangat halus, tapi bahayanya besar. Ia bisa merusak ketenangan, memadamkan keberkahan, bahkan menghapus amalan. Orang yang dengki itu tidak senang kalau lihat saudaranya dapat nikmat, seolah-olah semua kebahagiaan hanya pantas untuk dirinya saja.

Iblis itu terkutuk bukan karena kurang ibadah. Ia beribadah ribuan tahun. Tapi hancur seketika karena satu penyakit: dengki kepada Nabi Adam. Ia merasa lebih mulia, merasa lebih pantas. Dari sinilah kita belajar, betapa hasad itu bisa menjatuhkan seseorang yang tadinya mulia.

Tapi begini… dalam Islam ternyata tidak semua dengki itu dilarang. Ada dengki yang justru bagus, yang disebut ghibthah yaitu iri yang membuat kita ingin meniru kebaikan orang lain tanpa menginginkan nikmat itu hilang dari dirinya.

Rasulullah ï·º bersabda dalam dua hadits shahih:

“Tidak boleh dengki kecuali kepada dua (atau tiga) golongan…”

1. Orang yang Allah beri harta, lalu ia habiskan untuk kebaikan

Ini bukan orang kaya biasa. Ini orang kaya yang dermawan. Siang malam ia keluarkan hartanya di jalan Allah. Kita boleh “iri” kepada mereka… karena mereka memakai hartanya sebagai kendaraan menuju surga.

2. Orang yang Allah beri ilmu lalu ia amalkan dan ajarkan

Ilmu itu cahaya. Orang berilmu yang diamalkan dan diajarkan itulah manusia yang paling besar pahalanya. Kita boleh ghibthah kepada ulama dan orang-orang saleh seperti ini.

3. Orang yang Allah beri Al-Qur'an lalu ia hidup bersama Al-Qur'an

Ia membaca siang malam, menjaga, menghafal, dan mengamalkan. Kepada golongan ini pun, kita dianjurkan merasa ‘iri’ yang positif. Kita berharap bisa seperti mereka bukan ingin mereka berhenti.

Apa itu hasad yang dilarang dan apa yang dibolehkan?

Imam Nawawi menjelaskan:

Hasad hakiki (haram): ingin nikmat orang lain hilang.

Ghibthah (boleh & terpuji): ingin memiliki kebaikan yang sama tanpa berharap nikmat itu hilang dari saudara kita.

Dalam perkara dunia: boleh.

Dalam perkara akhirat: malah dianjurkan.

Kita berlomba-lomba dalam kebaikan, bukan berlomba dalam kedengkian.

Faidah penting dari hadits ini:

✓ Hasad itu penyakit hati yang berbahaya, wajib dijauhi.

✓ Ghibthah adalah semangat positif untuk mengejar kebaikan.

✓ Semua nikmat itu dari Allah. Bersyukur berarti memanfaatkannya untuk ketaatan.

✓ Orang kaya yang dermawan lebih utama daripada orang kaya yang pelit, dan lebih mulia daripada orang miskin yang tidak mampu bersedekah.

✓ Hadits ini juga memotivasi kita untuk belajar, mengajarkan ilmu, membaca Al-Qur'an, dan bersedekah.

Para ulama bahkan mengatakan, hasad yang haram ini terjadi bila kita tidak suka melihat saudara kita diberi nikmat oleh Allah. Kecuali jika nikmat itu digunakan untuk kejahatan. Maka kita tidak ingin nikmatnya hilang karena benci orangnya, tetapi karena ingin hilangnya kemaksiatan.

Kesimpulan dari para ulama:

Dalam Islam, dengki yang dibolehkan bahkan dianjurkan adalah:

1. Kepada orang berilmu yang mengamalkan dan mengajarkan ilmunya.

2. Kepada penghafal dan pembaca Al-Qur'an yang hidup bersama Al-Qur'an.

3. Kepada orang kaya yang dermawan dan menafkahkan hartanya siang dan malam.

Inilah 3 golongan yang boleh kita “iri” kepadanya bukan untuk menjatuhkan, tapi agar kita semangat meniru kebaikan mereka.

Semoga Allah membimbing hati kita, menjaga dari penyakit dengki, dan menggantinya dengan ghibthah iri yang melahirkan amal baik dan membawa kita semakin dekat kepada-Nya.

Wallahu a’lam.

Semoga Allah selalu melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya untuk kita semua. Aamiin.

Posting Komentar

0 Komentar