Kunci Hidup Berkah dan Husnul Khotimah

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang dengan rahmat-Nya kita dipertemukan dalam lingkaran kebaikan, dan dengan hidayah-Nya hati kita dituntun untuk merindukan kebenaran. Shalawat serta salam yang termulia, marilah kita haturkan kepada sumber segala ilmu dan cahaya, junjungan kita Nabi Besar Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya yang setia.

Wahai saudara-saudaraku, anak-anakku yang kucintai karena Allah,

Seringkali saya merenung, di tengah dunia yang begitu cepat berputar ini, kita semua berlomba-lomba mencari apa yang disebut "kecerdasan". Namun, sudah benarkah definisi cerdas yang kita kejar?

Maka dari itu, izinkan saya bertanya kepada hati kalian dan hati saya sendiri: Apa itu cerdas?

Ketahuilah, junjungan kita, Rasulullah SAW, telah memberikan jawaban yang paling sempurna. Ketika ditanya siapa manusia yang paling cerdas, beliau tidak menunjuk kepada ahli strategi atau saudagar terkaya. Beliau bersabda, "Orang yang paling cerdas adalah yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelahnya."

Inilah, wahai saudaraku, kecerdasan yang sejati. Dzikrul maut, mengingat kematian, bukanlah untuk membuat kita lemah dan putus asa. Justru ia adalah sumber kekuatan. Mengingat mati akan mendorong jiwa kita untuk bersegera dalam amal saleh, karena kita tahu waktu kita singkat. Ia akan menjadi benteng yang kokoh, yang menahan kita dari berbuat durhaka kepada Allah, kepada kedua orang tua, dan kepada guru-guru kita.

Lalu, bagaimana cara agar kita bisa terus berada dalam barisan orang-orang cerdas itu? Jalannya adalah dengan tidak pernah menjauhkan diri dari "sumber"-nya. Sumber dari segala ilmu dan kenikmatan akhirat itu adalah Baginda Nabi Muhammad SAW. Maka, dekatilah beliau dengan memperbanyak selawat, dan dekatilah para pewarisnya, yaitu para ulama, dengan menghadiri majelis-majelis taklim mereka.

Khusus untuk anak-anakku, generasi muda, yang hatinya masih bersih. Jangan biarkan siapapun menipu kalian, jangan biarkan mereka mengadu domba dan menjauhkan kalian dari ulama dan majelis ilmu.

Saya ingin memberikan sebuah nasihat yang datang dari rasa cinta dan kekhawatiran: Jangan sekali-kali kalian menjauh dari ulama. Karena barangsiapa yang jauh dari ulama, Allah akan timpakan kepadanya tiga bala (musibah):

  1. Diangkat keberkahan dari hidupnya. Hartanya banyak tapi hatinya sempit, waktunya luang tapi jiwanya gelisah.
  2. Allah akan kuasakan padanya pemimpin atau teman yang zalim. Lingkungannya akan membawanya pada keburukan dan kesusahan.
  3. Ia akan keluar dari dunia ini tanpa membawa iman. Inilah musibah terbesar. Naudzubillah min dzalik.

Maka dari itu, selagi nafas masih di kandung badan, mari kita rawat jiwa kita. Duduklah di majelis-majelis ilmu walau hanya sejenak, karena itu lebih baik dari dunia dan seisinya. Basahi lisan kita dengan selawat, terlebih kita akan menyambut bulan kelahiran beliau, bulan Rabiul Awal. Buatlah hati Nabi Muhammad SAW senang dengan kita, niscaya rahmat Allah akan turun melimpah.

Semoga Allah mengumpulkan kita semua dalam barisan orang-orang yang cerdas, yang selamat di dunia, dan mendapatkan tempat terbaik di akhirat kelak di sisi Rasulullah SAW. Aamiin ya Rabbal 'alamin.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Posting Komentar

0 Komentar