Bismillāh wal-ḥamdu lillah.
Segala puji bagi Allah yang masih memberi kita umur hingga memasuki tahun baru Hijriyah ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita, Sayyiduna Muhammad ﷺ, keluarga dan para sahabat beliau.
Saudaraku yang Allah muliakan,
Kita baru saja melangkah ke bulan Muharram, bulan yang dimuliakan oleh Allah. Ia bukan bulan biasa, ia salah satu dari empat bulan haram (suci) dalam Islam, tempat dilipatgandakannya pahala amal dan diharamkannya segala bentuk kezaliman.
Dan di hari pertamanya, 1 Muharram, ada satu amalan kecil tapi penuh makna, yang diajarkan oleh sebagian ulama dan para guru kita dari kalangan shalihin: meminum air susu putih.
Bukan sekadar minum… tapi berharap dengan hati
Saya masih ingat betul nasihat yang pernah disampaikan oleh guru kami.
Beliau berkata,
“Minum susu putih di awal Muharram bukan perkara syar’i yang wajib, tapi ia bagian dari tafa’ulan, yaitu mengambil isyarat baik dan menyimpan harapan indah pada Allah di awal tahun.”
Putihnya susu adalah simbol:
- Putihnya niat
- Bersihnya hati
- Sucinya harapan
Tahun yang bersih dari maksiat, Tahun yang dipenuhi amal baik, Tahun yang mendekatkan kita pada ridha Allah.
Tradisi Para Shalihin: Menyambut Tahun dengan Harapan
Dalam tradisi para ulama terdahulu, setiap momen tidak dibiarkan kosong dari nilai. Termasuk momen pergantian tahun.Sebagian mereka membaca doa akhir dan awal tahun,
Sebagian duduk tafakkur dan bermuhasabah,
Sebagian memulai tahun dengan sedekah,
Dan tak sedikit pula yang menuangkan segelas susu, meminumnya sambil berdoa:
“Ya Rabb, putihkanlah perjalanan hidup kami di tahun ini, sebagaimana Engkau putihkan air susu ini.”
Sungguh, betapa halusnya perasaan mereka dalam menyambut waktu.
Tafa’ulan: Bahasa Harapan yang Diajarkan Nabi ﷺ
Tafa’ul bukan perkara baru. Bahkan Rasulullah ﷺ sendiri pernah melakukannya. Beliau menyukai nama-nama yang indah, menyambut kabar baik, dan memaknai simbol sebagai bentuk optimisme kepada Allah.Beliau pernah menamai anak-anak yang datang kepada beliau dengan nama-nama yang indah: “Anta Sa’īd”, “Engkau orang yang bahagia.”
Beliau mengubah nama yang bermakna buruk menjadi makna baik.
Ini semua adalah bentuk tafa’ul, yaitu mengaitkan sesuatu yang kecil bahkan sebatas nama dengan harapan besar pada Allah.
Lantas, jika Rasulullah ﷺ saja menyukai tafa’ul, kenapa kita malu berharap dengan simbol kecil seperti segelas susu?
Tahun Lalu… Sudah Seperti Apa Kita?
Saudaraku…
Mari kita jujur sejenak pada diri sendiri.
Tahun-tahun yang telah berlalu,
Sudahkah benar-benar kita isi dengan amal yang menyucikan jiwa?
Ataukah justru penuh dengan kelalaian, kemaksiatan, dan kemunduran?
Tahun lalu mungkin ada air mata, luka, dan dosa. Tapi Allah beri kita satu hadiah:
Kesempatan baru.
Dan awal tahun adalah waktu yang tepat untuk membangun niat baru. Bukan sekadar niat lisan, tapi niat yang tumbuh dari dalam hati, sambil memohon pertolongan kepada Allah agar tahun ini lebih bersih daripada tahun-tahun sebelumnya.
Segelas Susu, Sebuah Doa
Saudaraku,Bayangkan, ketika engkau menuang segelas susu putih di pagi 1 Muharram. Lalu engkau duduk tenang. Lalu engkau memejamkan mata, dan mengucap doa:
اللَّهُمَّ اجْعَلْ هَذِهِ السَّنَةَ سَنَةَ خَيْرٍ وَبَرَكَةٍ وَعَافِيَةٍ، وَارْزُقْنَا فِيهَا قُلُوبًا طَاهِرَةً وَأَعْمَالًا صَالِحَةً وَنِيَّاتٍ صَادِقَةً، وَاخْتِمْ لَنَا بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
“Ya Allah, jadikanlah tahun ini tahun yang penuh kebaikan, berkah, dan keselamatan. Karuniakan kami hati yang bersih, amal yang saleh, niat yang tulus, dan akhir hidup yang husnul khatimah. Wahai Dzat Yang Maha Penyayang.”
Setelah itu, engkau minum air susu itu. Maka engkau telah menyampaikan harapanmu dengan cara yang sangat sederhana, tapi penuh makna.
Amalan Kecil, Tapi Bernilai di Sisi Allah Jangan remehkan amal kecil jika dilakukan dengan hati yang besar.
Segelas susu ini tidak menggugurkan dosa, tapi niat di baliknya bisa menggugurkan kemalasan dan membuka semangat baru.
Dan siapa tahu, dari satu langkah kecil ini, Allah mudahkan langkah besar kita untuk memperbaiki hidup.
Ingatlah firman Allah: “Barang siapa datang kepada-Ku berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Artinya, inisiatif kecil kita, kalau dilakukan dengan penuh harap dan ikhlas, bisa menjadi pembuka rahmat yang luas.
Ajarkan Ini Kepada Keluarga dan Generasi Muda
Saya mengajak semua saudara, khususnya para orang tua dan pendidik, Mari ajarkan amalan ini kepada anak-anak kita.Tidak harus dengan teori panjang, cukup dengan teladan:Ajak mereka duduk bersama di malam 1 Muharram.Sediakan segelas susu.Bacakan doa bersama.Ceritakan bahwa kita berharap Allah jadikan tahun ini lebih baik.Insya Allah, anak-anak akan tumbuh mengenang tradisi ini dengan penuh cinta dan rasa syukur. Mereka akan paham bahwa Islam bukan hanya tentang hukum, tapi juga tentang rasa, makna, dan harapan.
Penutup: Awali dengan Hati yang Putih
Saudaraku yang saya cintai,Mari kita awali tahun baru ini dengan hati yang putih.
Dengan niat yang bersih.
Dengan harapan yang jernih.
Dan dengan amal kecil yang berarti.
Kalau kita bisa memulai dengan semangat baik, insya Allah, Allah akan isi perjalanan kita dengan kebaikan yang lebih besar.
Dan semoga, kelak ketika tahun ini berakhir, kita termasuk orang-orang yang tidak hanya mengubah kalender…
Tapi juga mengubah diri.
Tafa’ulan, semoga ini tahun yang putih,
Tahun yang bersih,
Tahun yang penuh rahmat dan ampunan Allah.
Wassalāmualaikum warahmatullāhi wabarakātuh.
0 Komentar